Selasa, 09 Maret 2010

PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM

Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa metode dapat dimanfaatkan guru mulai dari yang sederhana samapi dengan yang kompleks. Penggunaan metode yang bermacam-macam dan variatif ini disesuaikan dengan tujuan dan materi pembelajarn.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan yang disingkat PAKEM. Model PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpuh pada empat prinsip, yaiti : aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan.Model PAKEM berorientasi pada proses dan tujuan. Orientasi proses dalam model PAKEM berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar. Kemandirian dan tanggung jawab dibina sejak awal. Kebersamaan dan bekerjasama untuk mengasah emosional. Persaingan yang sehat ditumbuhkan dengan saling menghargai satu sama lain serta menumbuhkan sikap kepemimpinan. Orientasi tujuan adalah agar anak belajar lebih mendalam, anak lebih kritis dan kreatif, suasana belajar menjadi bervariasi serta meningkatkan kematangan emosional. Tidak kalah pentingnya anak sipa mengahadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan.

1 Makna Aktif,Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
a. Aktif dapat diartikan : selalu mencoba. Tidak ingin menjadi penonton, memanfaatkan modalitas belajar ( visual. Auditorial atau kinestika) Pada hakikatnya,belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajadnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lain dalam suatu proses belajar mengajar di kelas. Kata "aktif" sendiri dapat dalam bermacam-macam bentuk seperti: mendengarkan, menulis, membuat sesuatu, mendiskusikan. Jadi yang dimaksud siswa belajar secara aktif adalah belajar dengan melibatkan keaktifan mental (intelektual-emosional) walaupun dalam banyak hal diperlukan keaktifan phisik.
Agar siswa dapat berhasil baik dalam belajar maka dia harus terlibat aktif dalam aspek mental dan fisiknya. Kadar keaktifan siswa dalam belajar terdapat dalam rentang keaktifan antara Teacher-centered lawan student-centered. Kadar keaktifan tersebut ditentukan oleh tujuh dimensi (Mc Keachie, 1954) sebagai berikut.(1) Patisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. (2) Tekanan pada afektif dalam penbelajaran. (3) Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama berinteraksi antar siswa. (4) Penerimaan guru terhadap perbuatan dan kontribuasi siswa yang kurang relevan bahkan salah sama sekali. (5) Kekohesiofan kelas sebagai kelompok. (6) Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah. (7) Jumlah waktu yang dipergunakan untuk mengulangi masalah pribadi siswa baik berhubungan ataupun tidak dengan mata pelajaran.

b. Inovatif, memunculkan hal-hal baru dari pengalaman siswa yang dikontruksikan dengan materi pembelajaran. Gurus harus dapat memberi empan atau memfasilitasi siswa dalam memunculkan daya inovatif.

c. Kreatif dapat diartikan : menginginkan adanya perubahan yang baru, ingin mengadkan motivasi, mempunyai banyak cara untuk melakukan sesuatu, tidak cepat putus asa, tidak mudah puas dengan hasil kerja dan selalu ingin berbuat terus, menumbuhkan motivasi, percaya diri dan kritis serta mempunyai banyak cara.
d.Efektif dapat diartikan : mamanfaatkan alat peraga yang ada di sekitar, diajak ke sumber belajar, melakukan observasi, memanfaatkan waktu yang ada, mengoptimalkan panca indera dan mengatur strategi pembelajaran.
e. Menyenangkan dapat diartikan : penampilan guru yang menarik, suasana belajar tidak searah, kaya dengan metode, desain kelas yang tidak membosankan (enjoi learning), belajar sambil bermain dan bernyanyi, hasil belajar anak dipajang di kelas, didekatkan ke alam nyata, ada penghargaan bagi yang berprestasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran PAKEM
a. Persiapan
1) Berpusat pada siswa
Perubahan paradigma pembelajaran sangat terasa saat ini. Dulu guru lebih dominan dalam proses pembelajaran atau dengan kata lain pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning). Saat ini pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa (student centeret learning).
2) Guru membuat persiapan matang
Persiapan bagi seorang guru merupakan hal yang mutlak harus dikerjakan. Tanpa persiapan guru akan kehilangan arah dalam proses pembelajaran. Berbagai metode dengan karakter materi yang akan diajarkan sudah dipersiapkan sebelum diajarkan.
3) Skenario pembelajaran secara rinci dan matang
Skenario merupakan salah satu dari persiapan yang harus dibuat oleh guru. Skenario pembelajaran juga sering disebut dengan langkah-langkah pembelajaran atau strategi pembelajaran(RPP). Dengan disusun skenario pembelajaran, seorang guru sudah membuat format pada setiap pertemuan dengan siswa. Bukan hanya sekedar format, melainkan guru sudah mendesain pola pembelajaran yang ideal dengan karakter materi yang sedang diajarkan.
4) Menerapkan asas fleksibilitas
Asas fleksibilitas, artinya lebih lentur dalam memahami kondisi yang akan dihadapi. Seorang guru tidak bisa kaku dalam menerpakan pola pembelajaran di kelas. Berbagai hambatan dalam proses pembelajaran akan dihadapi. Untuk itu, berbagai alternatif terutama metode harus disiapkan. Seorang guru tidak hanya terpaku pada satu metode yang ada. Jiuka hal itu sudah diantisipasi maka akan terjadi proses pembelajaran yang mengasyikkan.
5) Melayani perbedaan individual
Semua memaklumi bahwa anak mempunyai perbedaan, baik perbedaaan cara belajar maupun perbedaan kecerdasan. Untuk itulah dalam menangani anak sudah dipersiapkan cara pelayanannya. Seorang guru tidak bias membuat anak sama seperti gerigi sisir, tetapi desesuaikan dengan karakter dan kepribadian yang khas yang dimiliki anak. Sebagaimana berbagai teori sudah disepakati oleh para pakar pendidikan bahwa setiap anak mempunyai modalitas belajar atau gaya belajar yang berbeda. Modalitas belajar yang dimiliki anak ada tiga, yaitu : gaya belajar visual, auditorial dan kinestik.
Modal belajar anak cenderung pada karakter alamiah yang dimiliki. Anak yang mempunyai gaya belajar visual, cenderung senang dengan cara melihat, baik gambar maupun bagan. Anak yang mempunyai gaya belajar auditorial, cenderung senang dengan mendengar. Sedangkan anak yang mempunyai gaya belajar kinestik cenderung belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh.
Selain perbedaan gaya belajar, anak juga mempunyai perbedaan kecerdasan. Jika selama ini orang lebih banyak membicarakan teori yang dikembangkan oleh ahli psikologi, Alfred Bine, yaitu intelegensi tunggal yang sering disebut intellegence quotient (IQ). Saat ini muncul teori intellegensi majemuk yang disebut multiple intelligences. Teori ini dirumuskan oleh Prof. Howard Garder. Manurut Garder anak mempunyai delapan kecerdasan, yaitu : kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spisial, kecerdasan kinestis-jasmani, musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan natural.
Dengan berpedoman pada kenyataan bahwa murid mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, jelas tidak bijak bagi guru ataupun orang tua yang memaksa murid untuk masuk dalam bidang-bidang tertentu yang anak tidak berminat. Akan tetapi guru dan orang tua dapat mendampingi anak di dalam mengembangkan potensi sepenuhnya dengan penuh minat dan kegembiraan.
b. Proses
1) Mendengarkan pendapat siswa
2) Menggunakan bermacam-macam sumber belajar
3) Merangsang keberanian siswa untuk menyatakan dan menanyakan sesuatu.
4) Pertanyaan terbuka, menantang dan produktifem soving)
6) Menuntut hasil yang terbaik dari siswa
7) Memberikan umpan balik seketika
8) Siswa memanjangkan hasil karyanya
9) Kompetitif dan kooperatif

Dion72

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com